Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: moonfish8/Shutterstock

zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: moonfish8/Shutterstock
ADVERTISEMENT

Beberapa maskapai penerbangan di Asia dan dunia mulai memperketat aturan terkait penggunaan power bank dan baterai lithium setelah serangkaian insiden kebakaran dan overheating yang terjadi di pesawat.
ADVERTISEMENT

Salah satu insiden yang cukup menyita perhatian adalah kebakaran pesawat Air Busan pada Januari lalu yang diduga terjadi akibat power bank salah seorang penumpang meledak saat pesawat bersiap lepas landas.
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa penyelidikan menemukan bekas lelehan listrik pada sisa-sisa power bank yang terbakar.
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar pesawat penumpang Air Busan di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Selasa (28/1/2025). Foto: Yonhap via AFP
Dilansir dari ninecom.au, power bank yang menggunakan baterai lithium-ion memang menjadi perangkat penting yang digunakan traveler untuk mengisi daya ponsel, tablet, laptop, dan kamera selama perjalanan.
Namun, faktor cacat produksi, penyalahgunaan, atau penuaan baterai dapat meningkatkan risiko kebakaran akibat bahan mudah terbakar yang digunakan dalam baterai ini.
Ilustrasi power bank. Foto: WENDY TSANG/Shutterstock
Berdasarkan data dari Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, dalam dua dekade terakhir telah terjadi lebih dari 500 insiden terkait baterai lithium di dalam pesawat, termasuk kebakaran, asap, atau panas ekstrem.
ADVERTISEMENT

Menyadari bahaya yang ditimbulkan dari power bank, sejumlah maskapai dan otoritas penerbangan telah menerapkan aturan baru terkait penggunaan power bank di pesawat.
Korea Selatan, misalnya, telah melarang penyimpanan power bank dan rokok elektrik di kabin atas pesawat di seluruh maskapai nasional. Penumpang hanya diperbolehkan menyimpan power bank di saku kursi atau di bawah kursi. Pengisian daya power bank di pesawat juga dilarang.
Ilustrasi power bank. Foto: Monthira/Shutterstock
Selain itu, Thai Airways melarang penggunaan dan pengisian daya power bank selama penerbangan sejak 15 Maret setelah insiden kebakaran di beberapa maskapai internasional.
Lebih lanjut, Singapore Airlines mulai April 2025 akan melarang penumpang menggunakan power bank untuk mengisi daya perangkat elektronik mereka selama penerbangan.
Ilustrasi AirAsia. Foto: Dok. Air Asia
Kemudian, AirAsia mengharuskan penumpang menyimpan power bank di saku kursi atau di bawah kursi serta melarang pengisian daya perangkat selama penerbangan.
ADVERTISEMENT

EVA Air, China Airlines, dan Uni Air di Taiwan telah melarang penggunaan power bank di dalam pesawat. Serta Hong Kong mulai 7 April akan melarang penggunaan power bank selama penerbangan dan penyimpanan baterai lithium di kabin atas pesawat. Keputusan ini diambil setelah insiden kebakaran di penerbangan Hong Kong Airlines dari Hangzhou, China.

Apakah Saya Masih Bisa Membawa Power Bank Saat Bepergian?

Sebagian besar maskapai masih mengizinkan penumpang membawa power bank, tetapi dengan batasan tertentu. Berikut adalah ketentuannya:
ADVERTISEMENT

Sebagai referensi, power bank 100Wh setara dengan sekitar 27.000 mAh, cukup untuk mengisi daya iPhone 13 Pro Max sekitar 3-4 kali.

Kenapa Baterai Lithium-ion Bisa Berbahaya?

Ilustrasi power bank. Foto: MVelishchuk/Shutterstock
Baterai lithium-ion banyak digunakan karena memiliki kepadatan energi tinggi dan ukuran yang relatif kecil. Namun, baterai ini juga memiliki risiko yang cukup besar karena:
Proses reaksi berantai yang menyebabkan baterai memanas berlebihan hingga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan.
Baterai dengan cacat manufaktur lebih rentan mengalami korsleting dan meledak.
Jika terminal baterai bersentuhan dengan benda logam lain, dapat terjadi pelepasan energi yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT

Tips Aman Membawa Power Bank di Pesawat

Ilustrasi power bank. Foto: MVelishchuk/Shutterstock
Ada beberapa tips aman yang bisa kamu lakukan saat membawa power bank di pesawat: